Rabu, 28 Mei 2008

Takhayul Sekitar Kematian/Sakitnya Seseorang

Waktu Kematian Soeharta, kita dapati berita bahwa kondisi Soeharto, mantan penguasa Indonesia selama 32 tahun, terbujur sakit. Banyak sekali komentar yang muncul, mulai dari yg menghujat, sinis, mendoakan, dan masih banyak lagi.

Di artikel ini aku tidak akan banyak berkomentar, namun bagiku, kita selaku sesama muslim dg pak Harto, punya ‘kewajiban’ untuk mendoakannya. Mendoakan keselamatan dan kesehatannya, maksudku. Masalah pak Harto bermasalah dengan kasus2, itu hal lain lagi.

Nah, yang menarik, dalam kepercayaan orang Indonesia, seringkali sakit/matinya seseorang dikaitkan dengan bencana alam yang terjadi. Misalnya, ada sebagian pendapat, ketika Sultan Agung (raja Mataram) wafat, mendadak muncul gempa di Cina, dan masih banyak cerita2 lainnya. Salah satu artikel mengenai takhayul bisa dibaca di sini.

Yang terjadi saat ini, kondisi sakitnya pak Harto dikaitkan dengan banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia, dan dialami sebagian besar masyarakat. Menurut pendapat mereka, alam marah karena sakitnya pak Harto.

Saudara2ku, hal seperti ini merupakan salah satu TAKHAYUL, yakni kepercayaan yg tidak berdasar dan cenderung mengarah ke syirik.

TIDAK ADA KETERKAITAN ANTARA SAKIT/MATINYA SESEORANG DENGAN BENCANA/FENOMENA ALAM.

Sebenarnya, jika kita mau merenung, Rasululloh SAW sudah mencontohkan dan menegaskan hal ini, hal mengenai tidak ada hubungannya kematian/sakit seseorang dengan bencana/fenomena alam. Kita bisa lihat dalam satu riwayat, salah seorang anak laki-laki Rasululloh SAW, Ibrahim, meninggal. Ketika itu terjadi gerhana alam. Sebagian masyarakat, karena sisa2 jahiliyah, menganggap alam ikut ‘berduka’ karena kematian Ibrahim. Rasululloh SAW dengan tegas MENOLAK hal ini.

Hadits2 yang menceritakan hal ini adalah sebagai berikut:
547. Abu Bakrah berkata, “Kami berada di sisi Rasulullah lalu terjadi gerhana matahari. Maka, Nabi berdiri dengan mengenakan selendang beliau (dalam satu riwayat: pakaian beliau sambil tergesa-gesa 7/34) hingga beliau masuk ke dalam masjid, (dan orang-orang pun bersegera ke sana 2/31), lalu kami masuk. Kemudian beliau shalat dua rakaat bersama kami hingga matahari menjadi jelas. Beliau menghadap kami, lalu bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya (2/31) bukan gerhana karena meninggalnya seseorang. Akan tetapi, Allah ta’ala menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya. Oleh karena itu, apabila kamu melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah sehingga terbuka apa (gerhana) yang terjadi padamu.’” (Hal itu karena putra Nabi saw. yang bernama Ibrahim meninggal dunia, kemudian terjadi gerhana. Lalu, orang-orang berkomentar bahwa gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim itu. Hal ini lantas disanggah Rasulullah dengan sabda beliau itu.)

548. Abu Mas’ud berkata, “Nabi bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal (dan hidupnya 4/76) seseorang. Tetapi, keduanya adalah dua dari tanda-tanda dari kebesaran Allah. Apabila kamu melihatnya, maka berdirilah untuk mengerjakan shalat gerhana.’”

549. Ibnu Umar mengatakan bahwa ia memberi kabar dari Rasulullah, bahwa matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal dan hidupnya seseorang. Tetapi, keduanya adalah tanda-tanda kekuasan Allah. Apabila kamu melihatnya, maka shalat gerhanalah.

550. Al-Mughirah bin Syubah berkata, “Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah pada hari meninggalnya Ibrahim. Orang mengatakan, ‘Matahari gerhana karena meninggalnya Ibrahim.’ Lalu Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan (adalah dua dari tanda tanda kebesaran Allah 2/30). Keduanya tidak gerhana karena meninggal atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka shalatlah (gerhana) dan berdoalah kepada Allah sehingga ia menjadi cerah kembali.’”

Jadi, saudara2ku, JANGANLAH mengaitkan kejadian alam dengan sakit/matinya seseorang. Hal tersebut hanya akan mendekatkan anda semua kepada jurang kemusyrikan. Seharusnya malah kita menjenguk dan mendoakan orang yg sakit tersebut, karena merupakan ‘hak’ seorang muslim.

Semoga artikel ini berguna dan bermanfaat.

Tidak ada komentar: